Tutup Iklan
Bandung Raya

Real Count KPU Dipertanyakan Caleg, Wildan Solahudin: Progres Penghitungan TPS Naik Namun Suara Saya Malah Turun 1.087

78
×

Real Count KPU Dipertanyakan Caleg, Wildan Solahudin: Progres Penghitungan TPS Naik Namun Suara Saya Malah Turun 1.087

Sebarkan artikel ini
Dok: Publisher Berita Raya

Sejumlah calon legislatif (Caleg) yang mengikuti kontestasi Pemilu 2024 mempertanyakan mengenai perhitungan Real Count KPU yang disajikan sebagai media informasi yang menggunakan aplikasi Sirekap.

Salah satunya Caleg dari Partai Nasdem No urut 6 DPRD Kabupaten di Dapil Bandung 4, Wildan Solahudin.

Kepada beritaraya.id, Wildan menyampaikan bahwa data penghitungan sementara yang ditampilkan KPU pada laman pemilu2024.kpu.go.id benar-benar kacau.

“Karena data yang tersaji disana kadang naik drastis, kadang turun drastis juga,” ujar Wildan.

Ia menyebutkan, pada hari kemarin (25/2) perolehan suaranya 4.914 pada pukul 14:00 WIB dengan progres 641 dari 1.411 TPS atau 45,43 persen.

Namun, pada hari ini (26/2) pukul 09:00 WIB dengan progres 648 dari 1.411 TPS (45,92%) perolehan suaranya turun menjadi 3.827.

“Dari progres 7 TPS yang tersaji, seharusnya perolehan suara tersebut naik tapi ini malah menjadi turun yang cukup lumayan banyak,” ucap Wildan. Senin, 26 Februari 2024.

Wildan menambahkan, fenomena seperti ini tidak hanya terjadi pada dirinya saja namun juga terjadi hampir di seluruh Caleg yang mengikuti Pileg 2024.

“Kasus seperti ini sudah terjadi beberapa kali, dan tidak ada penjelasan kongkrit dari KPU sendiri mengenai hal tersebut,” tambahnya.

Seharusnya, KPU selaku penyelenggara Pemilu dari awal telah mempersiapkan sarana dan prasarana yang baik dalam penyampaian informasi penghitungan suara secara akuntabilitas kepada masyarakat.

“Adanya penyajian data yang berubah-ubah dalam perolehan suara dari Real Count milik KPU ini, cenderung dapat merugikan peserta pileg,” terangnya.

Karena, data perhitungan suara tersebut merupakan laman resmi KPU yang dapat dilihat masyarakat luas.

“Sehingga tidak hanya dapat merugikan caleg sebagai peserta pileg, masyarakat juga ikut dirugikan karena disajikan informasi publik yang tidak sesuai secara real time,” tutupnya.

Hendriko